Banner

Monday, January 24, 2011

Termometer Pendektesi Luka untuk Penderita Penyakit Diabetes

Termometer lazimnya digunakan untuk mengukur suhu tubuh saat demam. Tapi teknologi baru menciptakan termometer tenaga baterai yang bisa digunakan untuk mengurangi risiko luka dan amputasi pada penderita diabetes.

Penyakit diabetes dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada saraf dan pembuluh darah, karena dihadapkan paparan gula darah tingkat tinggi. Kerusakan saraf ini dapat menyebabkan hilang rasa pada kaki (baal), yang berarti penderita diabetes tidak merasa sakit saat terluka atau melepuh.

Bila luka tersebut tidak diobati maka dapat berkembang menjadi borok dan infeksi serius. Dalam beberapa kasus, luka dapat tetap terbuka selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, sehingga dapat meningkatkan risiko infeksi yang mengancam jiwa atau tindakan terakhir harus diamputasi.

Nah, perangkat baru berupa termometer bertenaga baterai yang dikembangkan oleh Dibetica Solutions berbasis di AS ini dapat digunakan oleh penderita diabetes dan penyakit karena kerusakan saraf.

Gadget ini menggunakan cahaya inframerah untuk mengatur perubahan suhu, biasanya digunakan di kaki karena paling rawan terjadi luka pada pasien diabetes. Perubahan suhu ini menandakan adanya peradangan dan kerusakan.

"Ada bukti yang menunjukkan bahwa perubahan suhu dapat mengidentifikasi adanya tanda-tanda neuropati (kerusakan saraf)," jelas Cathy Moulton, penasehat klinis di Diabetes UK, dilansir Dailymail, Jumat (21/1/2011).

Gadget ini dirancang untuk digunakan sehari-hari, yang memungkinkan pasien melakukan pemeriksaan pada enam lokasi di kaki dan membandingkan perubahan suhu yang terjadi.

Pembacaan dengan menggunakan termometer ini dapat membantu mengingatkan pasien diabetes bahwa ia akan mengalami luka, bahkan sebelum luka tersebut muncul pada permukaan kulit. Hal ini memungkinkan pasien mencari pertolongan medis segera.

Untuk mengurangi risiko luka yang dapat menyebabkan amputasi, Diabetes UK merekomendasikan bahwa orang dengan diabetes secara teratur memeriksa kakinya dan melihat adanya perubahan warna, kerusakan kulit, bengkak dan jika kaki terasa sangat panas atau dingin.

Sekarang uji coba klinis yang lebih besar sedang berlangsung di Oslo University Hospital, di Norwegia.

0 comments:

Post a Comment